SERANG – Di sebuah rumah sederhana di Kelurahan Bulakan, Kecamatan Cibeber, Kota Cilegon, aroma khas singkong kukus dan selai kacang memenuhi udara.
Di sanalah Ihwanul Muslimin, pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), setiap hari berjibaku mengolah ratusan kilogram singkong menjadi kudapan manis bernama gipang.
Namun berbeda dari gipang kebanyakan yang berbahan beras ketan, produk buatan Ihwan menggunakan bahan yang tak lazim: singkong.
“Kami berinovasi karena harga ketan makin mahal. Kami ganti dengan singkong dari petani lokal,” kata Ihwan saat ditemui.
Baca Juga:
Sari Roti Masuk Cilegon, Siap Dominasi Pasar Ritel Banten
KLHK Segel Industri Peleburan Serang, Polusi Udara Jabodetabek Disebut Sudah Lewati Batas Bahaya
CSA Index Juni 2025 Cerminkan Harapan Investor Terhadap Konsistensi Kebijakan Ekonomi
Inovasi sederhana ini membawanya menembus batas negara.
Berkat keuletan dan strategi promosi melalui media sosial, gipang singkong produksinya kini rutin diekspor ke Malaysia dan Jepang.
Kuncinya ada pada kekuatan narasi lokal, koneksi diaspora Indonesia, dan adaptasi atas tantangan bahan baku.
Krisis Bahan Baku Melahirkan Inovasi Lokal
Fenomena naiknya harga ketan menjadi pemantik gagasan baru. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), harga rata-rata beras ketan naik 14,6% dalam tiga tahun terakhir.
Situasi ini menjadi beban berat bagi UMKM kuliner tradisional yang bergantung pada ketan sebagai bahan utama.
Ihwan tak mau menyerah. Ia melirik singkong – komoditas lokal yang selama ini kurang dimanfaatkan optimal.
Singkong dipilih bukan hanya karena murah dan mudah didapat, tapi juga karena daya adaptasinya yang tinggi dalam pengolahan makanan.
Baca Juga:
Gubernur Banten Sebut Pemerintah Daerah Tak akan Tinggal Diam, Jaga Iklim Investasi di Tanah Jawara
Fokus Benahi Irigasi, Mentan Amran Sulaiman Targetkan Kalimantan Utara Panen Tiga Kali Setahun
Dengan memanfaatkan singkong kukus yang digiling dan dikeringkan secara tradisional, Ihwan menciptakan tekstur baru pada gipang.
Ditambah taburan selai kacang khas racikannya, rasa gipang singkong ini justru dianggap lebih renyah dan legit oleh konsumennya.
“Awalnya banyak yang ragu, tapi setelah coba, malah bilang lebih enak dari yang pakai ketan,” ujar Ihwan sambil membungkus produk di meja kayu dapurnya.
Dari Kampung ke Negeri Sakura: Strategi Pemasaran Diaspora
Keberhasilan gipang ini menembus pasar internasional bukan hanya soal rasa. Ada strategi yang cerdas di baliknya.
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
Ihwan memanfaatkan kekuatan media sosial – terutama Facebook dan Instagram untuk memperkenalkan gipang singkong ke khalayak lebih luas.
Namun lebih dari itu, jejaring diaspora pekerja migran Indonesia memainkan peran penting.
“Pemasaran pertama kali lewat teman-teman TKI di Malaysia. Mereka bantu promosikan ke teman dan komunitas di sana. Lalu merambah ke Jepang lewat rekanan yang juga pekerja migran,” katanya.
Tren makanan etnik Indonesia memang sedang naik daun di luar negeri.
Produk makanan ringan asal Indonesia mengalami kenaikan permintaan hingga 18% di Jepang dalam dua tahun terakhir.
Menurut laporan dari Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Tokyo (2023).
Gipang singkong produksi Ihwan menjadi bagian dari tren tersebut.
Produksi Tradisional, Tantangan Modern
Meski produknya menembus pasar global, proses produksi gipang singkong Ihwan tetap dijalankan secara tradisional.
Proses penjemuran singkong masih mengandalkan sinar matahari.
Ia mengolah 100 hingga 200 kilogram singkong per hari, namun kerap kewalahan saat permintaan meningkat tajam.
“Kalau musim hujan, proses bisa molor. Kita masih andalkan cuaca. Ini salah satu kendala utama,” ujarnya.
Untuk mengatasi ini, Ihwan mulai mempertimbangkan untuk berinvestasi dalam pengering mekanik dan peralatan penggiling skala industri kecil.
Namun keterbatasan modal menjadi tantangan lain. Saat ini, ia hanya mampu memproduksi sekitar 500 bungkus gipang per hari, dengan harga Rp20 ribu per bungkus (200 gram).
Dari penjualan tersebut, ia mengantongi keuntungan bersih sekitar Rp10 juta per bulan.
Potensi UMKM Kuliner Tradisional Menembus Global
Cerita sukses Ihwan adalah miniatur dari potensi besar UMKM kuliner Indonesia yang mampu bersaing di pasar internasional.
Dengan pendekatan inovatif dan pemasaran digital yang tepat sasaran, produk-produk tradisional seperti gipang bisa menjadi komoditas ekspor nonmigas yang menjanjikan.
Namun, untuk menjangkau pasar yang lebih luas dan konsisten, pemerintah daerah perlu turun tangan dalam bentuk pelatihan, fasilitasi peralatan produksi, hingga sertifikasi ekspor.
Menurut Kementerian Koperasi dan UKM, pada 2024 baru sekitar 12% UMKM yang terhubung dengan pasar ekspor.
“UMKM seperti Ihwan ini contoh nyata kalau inovasi lokal bisa punya daya saing global,” kata seorang pejabat Dinas Perindustrian dan Perdagangan Banten yang enggan disebut namanya.
Kearifan Lokal, Aset Global
Gipang singkong bukan sekadar camilan. Ia adalah simbol dari daya lenting masyarakat lokal dalam menghadapi krisis, memanfaatkan potensi alam sekitar, dan merespons peluang global.
Kisah Ihwan adalah pelajaran bagi banyak pelaku UMKM lain: bahwa keterbatasan bukanlah hambatan, melainkan ladang inovasi.
Ke depan, kolaborasi antara pelaku usaha, pemerintah, dan komunitas diaspora menjadi kunci.
Di era digital seperti sekarang, tak ada produk yang terlalu kecil untuk menembus dunia.
Asal ada keberanian, kreativitas, dan dukungan yang tepat, maka dari gang sempit di Cilegon pun, dunia bisa terjangkau.***
Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com
Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.
Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.
Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.
Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Hutannews.com dan Mediaemiten.com
Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media On24jam.com dan Kilasnews.com
Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Haijateng.com dan Hariancirebon.com
Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center